Percayalah, bila benar kau mencintaiku, akan selalu ada jalan untuk kita menujukan muara yang sama. Jangan meragu dan berhenti untuk menanam rindu. Barangkali, melalui jeda dan spasi, waktu ingin mengajarkan perihal memaknai perasaan satu sama lain. Perihal menguatkan ikatan dengan percakapan dan semoga-semoga di sepertiga malam.
Bila benar kau mencintaiku, akan selalu ada jalan untuk kita merasa bahwa pertemuan selalu menjadi rumah. Di setiap sitatapan mata itulah, kita saling menyandarkan kenangan. Di setiap senyum tipis bibir merahmu, aku mencuri bahagia diam-diam dan kuselusupkan di langit malam;
Kelak, ketika rindu kian menikam dada, aku bisa menatap bahagia itu lebih lama lagi.
Jangan takut untuk terus mencintai meski jarak kian memisahkan. Suatu waktu nanti, aku akan mengunjungi perasaanmu untuk bertanya perihal tanggal yang tepat untuk menyelesaikan jarak ini. Barangkali, kau ingin menjawabnya dengan sepotong senyuman sembari membisikkanku bahwa satu-satunya lelaki yang beruntung mendapatkanmu ialah aku seorang.
Jakarta,
26 Februari 2019
Nice
ReplyDelete