"Menemukan kembali ialah jalan yang harus kautempuh."
Suatu waktu dan di suatu pertemuan, seseorang memberitahuku perihal kembali melangkahkan kaki dan mengingat segala yang diperjuangkan selama ini. Seorang teman lama yang dulu selalu ada hingga suatu saat ia menghilang tanpa jejak—tanpa kata.
Suatu waktu dan di suatu pertemuan, seseorang memberitahuku perihal kembali melangkahkan kaki dan mengingat segala yang diperjuangkan selama ini. Seorang teman lama yang dulu selalu ada hingga suatu saat ia menghilang tanpa jejak—tanpa kata.
Katanya, mencintai tidak melulu perihal mengikat dua perasaan yang jatuh di rerumputan yang sama—lebih daripada itu, cinta mengajarkan manusia keluar dari jurang kesepian.
Ya, aku percaya itu. Dulu sekali. Sebelum kesepian itu melumat apaapa yang ingin kusematkan sebagai harapan. Menelan bahagia hingga yang tersisa hanyalah kesendirian abadi. Di sana, aku hidup begitu lama. Mencari tahu apakah benar seseorang yang kutunggu selama ini akan tiba untuk menyambut kepulangan.
Ternyata, ada beberapa ingin yang harus berubah menjadi angan. Karena pada dasarnya, hati begitu mudah untuk terjatuh pada sesiapa pun sedangkan cinta ialah sebuah titik—seseorang bisa menemukan makna bahagia. Dan tidak semua orang diciptakan untuk memeluk kehangatan seperti itu.
Beberapa di antaranya ditakdirkan hidup dengan kegelapan menjadi langit semesta dan kesepian sebagai rumah. Dan, ya, hanya Hujan yang menjadi teman bicara. Menjahit kenangan demi kenangan hingga akhirnya perjalanan aksara bersama Hujan pun dimulai bertahun yang lalu.
Hujan percaya aku bisa menyelami perasaan ini lebih dalam lagi. Ia percaya, kelak aku akan menemukan seseorang yang tepat meskipun di tengah perjalanan terkadang begitu banyak hal-hal yang bisa berakhir menjadi kebencian yang nyalang di dada.
Itu alasan mengapa di antara keterdiaman kita yang sudah berlalu ribuan detik lamanya, aku tidak pernah benar-benar beranjak dari perpisahan. Aku tahu, pilihanmu di waktu itu telah menetapkan muara perjalananku setelah ini. Meskipun butuh waktu, aku sadar memulai langkah kembali menjadi sebuah keharusan.
Entah dengan siapa pun, perasaan ini harus selalu siap bahwa dengan mencintai, ia akan menemukan kehangatan yang dirindukannya—setelah kepergianmu yang masih begitu bekas di dalamnya.
Aku hanya ingin menjadi yakin, perpisahan tidak akan benar-benar mencuri harapan dan napas dari kehidupan ini.
Jakarta,
10 Maret 2019
10 Maret 2019
0 comments:
Post a Comment