Maaf, bila aku meninggalkanmu di sebuah malam yang dingin. Tak menjelaskan padamu mengapa kamu tak bisa tinggal di ruang-ruang perasaanku. Bukan perihal kamu terlalu baik—aku saja yang tak cukup untukmu.
Kamu tahu, aku masih bertahan pada perpisahanku sendiri. Mencari tahu mengapa setelah ribuan detik berlalu, rindu itu tercerabut begitu saja. Terbakar bersama reranting harapan lain. Kepulan penyesalan membumbung tinggi di udara—aku tak ingin kamu menghirupnya.
Biarkan aku diracuni oleh masa silam. Kamu tidak akan pernah menemukan penawar untuk itu. Tahukah kamu, berapa banyak kutukan yang kuluncurkan pada diri sendiri?
Begitu banyak. Begitu deras.
Aku tidak ingin kamu teracuni hal yang sama. Mencintaiku yang belum benar-benar tahu apa akan mencintaimu sebesar itu juga. Jangan tenggelam di kesedihan yang sama, kamu lebih pantas berbahagia.
Mencintaimu ialah pertanyaan untukku—pun dengan beranjak dari masa lalu.
Lebih baik kita jalan masing-masing; mencari tahu, takdir apa yang tepat untuk kita.
Maaf, Kamu Tidak Bisa Bertahan di Ruang Perasaanku
Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit, sed diam nonummy nibh euismod tincidunt ut laoreet dolore magna.
Related Articles
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
0 comments:
Post a Comment