Aku
baru menyadari sekarang kamu telah menapaki jalan yang berbeda daripada
sebelumnya. Mungkin aku harus menarik semua rasa menyerahku di masa silam dan
mulai mengunjungi jalanmu lagi. Kedatanganmu yang tiba-tiba, bersamaan dengan
remukan kertas berisi harapa yang entah mengapa kini terbuka lagi di atas
mejaku.
Sungguh,
lucu bukan?
Untuk
pertama kalinya aku kembali membasahi segara rasaku yang (pernah) kering oleh
seorang yang pernah kuikhlaskan. Seseorang yang pernah kutunggui untuk sekian
lama sebelumnya akhirnya aku benar-benar membunuh langkah menuju orang itu.
Kamu.
Berita
tentangmu sungguh membuat diriku limbung; di tengah langkahku yang kini mulai
menuju pada seseorang yang lain; seseorang yang serupa denganmu. Dan kini,
kenanganmu begitu saja datang mengetuk ruang pikiranku dan ingin singgah untuk
waktu yang takterdefinisi.
Haruskah
aku membukanya? Atau menepisnya?
Hal
itu menjadi pertanyaan yang sampai sekarang belum kutemukan jawabannya.
0 comments:
Post a Comment