picture by Mediakita Publisher |
Di sini, kamu hidup sebagai puisi. Lalu, mati dengan kata pergi. Semua begitu jelas untukmu ketika kita sudah berpisah jalan. Semua jelas untukku, ketika kamu mengirimiku sepucuk perpisahan.
Meskipun hatimu telah ditautkan pada lelaki lain, jangan lupa; pernah ada aku di sana, dari sudut pandangmu yang buta—yang tak terasa ada, namun selalu nyata.
Di sini, aku menuliskanmu. Dan, semoga, kamu mau membacanya—tanpa perlu ragu bahwa segalanya akan berbeda. Kita ialah sepasang manusia yang asing, kamu dengan kebahagiaan—aku, bersama Aksara Hujan.
0 comments:
Post a Comment