Aksara Hujan
Mencintaimu seperti mencintai hujan; selalu basah dan penuh kata-kata.
Puisi
Selamat Tinggal
Tuesday, September 11, 2018
By Ariqy Raihan
0 Comments
Kenangan itu dulu rimbun di
kepala; menggersang setelah
kaubakar dengan sepasang
kata penuh luka itu
Barangkali, masih ada
peluang bertahan.
Barangkali, kau masih ingat
jalan pulang ke hatiku.
Puisi
Share:
Ariqy Raihan
Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit, sed diam nonummy nibh euismod tincidunt ut laoreet dolore magna.
Related Articles
0 comments:
Post a Comment
Newer Post
Older Post
Home
Subscribe to:
Post Comments ( Atom )
Jumlah Tamu
Search This Blog
Pemesanan Buku
Pemesanan Buku Lampion Senja
Labels
#KolaborasiAgustus
Buku
Cerita Pendek
Komunitas
Pembacaan Prosa/Puisi
Puisi
Random Thoughts
Review Buku
Tulisan
LIKE US ON FACEBOOK
Popular Posts
Review Buku: Karung Nyawa
Judul Buku: Karung Nyawa Penulis: Haditha Rilis: 2018 ISBN: 978 602 220 265 3 Berbeda! Ini yang mau saya katakan ketika usai membaca ...
Menemukanmu [4.0]
Sepagian ini, selepas subuh, ketika langit baru membuka matanya perlahan, awan-awan keabuan sudah mulai menggulung. Memayungi Dramaga dar...
Tanpa Detik dan Tanggal
Aku mencintaimu seperti berdiri di peron kereta tanpa detik dan tanggal. Menantikan kepulangan yang takjua ditemukan. Aku mencintaimu kar...
Special Credit To
Di balik hadirnya buku Senja Pertama untuk dinikmati oleh pembaca, ada peran-peran di baliknya yang dilakukan oleh orang-orang hebat. Saya ...
Bagaimana Rasanya Menjadimu
Suatu waktu, aku ingin menginap di jantung dan paru-parumu. Mendengar tiap degup, tiap resah, ketika aku rebah di dalamnya. Mungkin se...
Pada Sabar dan Degup di Dadamu, Aku Menemukan Tenang.
Usai. Itu kata yang kamu ingin aku labuhkan, bukan? Setelah apa yang terjadi di antara kita—segala kisah yang menyisakan lelah—kamu ...
Menemukanmu [9.0]
“Hei! Sendirian aja?” Di tengah lamunanku sewaktu jam makan siang di kantin Sapta, sebuah suara yang tidak asing terdengar dan membua...
Aku Hanya Ingin Melewati Detik Demi Detik Bersamamu
Kamu pernah berjanji padaku untuk tidak membicarakan masa lalumu lagi. Sekalipun ia terus menujumu, menerabas dinding-dinding kenangan be...
Psithurism
Hujan adalah peluru rindu. Lontar dari selongsong semesta dan menembus ruang-ruang kenangan. Memoriku menggeliat, mencari-cari hendak ke...
Di Kenanganmu yang Terdalam
“Apa kabar?” menjadi pertanyaan paling rahasia saat ini. Sesuatu yang hanya bisa kuucapkan di waktu tertentu dan tidak semua orang tahu. ...
0 comments:
Post a Comment