Aku
ingin bilang jika menautkan perasaan tidak semudah yang kaukira. Butuh
perjuangan, menyeberangi jembatan bernama ketidakberanian. Lalu, segala
kemustahilan yang menyelimuti diri luruh, digerus senyummu. Menembus hingga kedalaman
jiwa.
Aku
ingin bilang jika aku akan selalu menunggumu, sekalipun kesempatan itu tidak
pernah ada. Musnah bersama udara. Karena aku tahu, aku takpantas untuk
menjadikannya nyata. Dan kemudian aku akan berlari sekuat tenaga menuju taman,
mengusir sesiapa pun yang duduk di bawah pohon Kersen saat itu.
Aku
akan menikmati gugur dedaunan teranggas dari rantingnya sembari menunduk dan
menuding diri sendiri berkali-kali. Atas sebuah sebuah rasa yang lama
bersemayam, tumbuh subur, namun melahirkan ranting-ranting tajam yang
menusuk-nusuk perasaan.
Lalu,
ketika senja tiba, aku akan rebah di pinggir danau, menatap lurus langit.
Sesekali. Sepoi angin membelai tengkuk, aroma danau meliuk di dalam hidung.
Adapula semerbak bunga lotus memelesat cepat di atas langit dan membuatku
resap.
Aku
akan terus menunggu, takpeduli berulang kali aku harus memaki diri sendiri
karena begitu lemah di hadapmu. Begitu buta di saat kau takpernah memilihku.
Yang kutahu, aku mencintaimu; diam-diam; dalam-dalam.
Hingga
Akhir Waktu.
Bogor,
20102016
0 comments:
Post a Comment