Mencintai itu pelik, bukan? Ketika kamu tertatih berlari, sedangkan tiada seseorang pun yang menunggumu di akhir perjalanan. Kamu mengerahkan segenap kekuatanmu hanya untuk meraih sesuatu yang tidak ada. Lantas, mengapa kamu mau melakukannya?
Mencintai itu rumit, bukan? Ketika kamu ingin menyelesaikan teka-teki yang hidup di dalam perasaan seseorang lainnya, tetapi tiada jawaban yang bisa kamu temukan di sana. Hanya ruang-ruang kosong dan puzzle yang berserakan di sepanjang koridor.
Tetapi, bila kamu tetap melalui segala cerita yang bentang di hadapan, kamu akan menyadari, mencintai itu begitu sederhana dan indah, bukan?
Kamu akan menghadapi begitu banyak misteri dan rasa lelah; sebaliknya, kelak ketika kamu benar-benar mengerahkan segenap dirimu dan tetap memantapkan perasaan, di akhir perjalanan itu akan ada seseorang yang telah berdiri menanti. Mengulurkan rasa hangat melalui sepasang jemari yang akan tersemat bersama jemarimu. Memberimu kehangatan melalui pelukan yang kamu rindukan.
Kelak, senyuman itu yang takkan pernah ingin dilupakan; hidup sebagai rindu yang tersemat di dalam kepala selamanya. Kelak, seseorang itu yang akan melengkapi separuh hidupmu seperti yang telah Tuhan katakan padamu.
Cinta itu begitu sederhana, meski terlihat rumit dan tidak mudah. Cinta itu menguatkan, meski terkadang berulang kali patah atau menyerah. Hanya saja, sampai mana kamu menyadarinya, aku tak pernah menahu.
Aku telah bergegas dari perjalananku yang lama; menuju sebuah dermaga di mana kelak kamu menambatkan perasaanmu itu. Meskipun masih tanpa bicara, aku tahu, rindu ini kian menguat bila itu mengingat tentangmu.
Aku tahu, meskipun kita tidak saling bertukar puisi, kamu akan menjadi seseorang yang membuatku kembali mengerti, seperti apa rasanya mencintai lagi.
Mencintai itu rumit, bukan? Ketika kamu ingin menyelesaikan teka-teki yang hidup di dalam perasaan seseorang lainnya, tetapi tiada jawaban yang bisa kamu temukan di sana. Hanya ruang-ruang kosong dan puzzle yang berserakan di sepanjang koridor.
Tetapi, bila kamu tetap melalui segala cerita yang bentang di hadapan, kamu akan menyadari, mencintai itu begitu sederhana dan indah, bukan?
Kamu akan menghadapi begitu banyak misteri dan rasa lelah; sebaliknya, kelak ketika kamu benar-benar mengerahkan segenap dirimu dan tetap memantapkan perasaan, di akhir perjalanan itu akan ada seseorang yang telah berdiri menanti. Mengulurkan rasa hangat melalui sepasang jemari yang akan tersemat bersama jemarimu. Memberimu kehangatan melalui pelukan yang kamu rindukan.
Kelak, senyuman itu yang takkan pernah ingin dilupakan; hidup sebagai rindu yang tersemat di dalam kepala selamanya. Kelak, seseorang itu yang akan melengkapi separuh hidupmu seperti yang telah Tuhan katakan padamu.
Cinta itu begitu sederhana, meski terlihat rumit dan tidak mudah. Cinta itu menguatkan, meski terkadang berulang kali patah atau menyerah. Hanya saja, sampai mana kamu menyadarinya, aku tak pernah menahu.
Aku telah bergegas dari perjalananku yang lama; menuju sebuah dermaga di mana kelak kamu menambatkan perasaanmu itu. Meskipun masih tanpa bicara, aku tahu, rindu ini kian menguat bila itu mengingat tentangmu.
Aku tahu, meskipun kita tidak saling bertukar puisi, kamu akan menjadi seseorang yang membuatku kembali mengerti, seperti apa rasanya mencintai lagi.
Views: