Pilihanku untuk menunggu bukan sebuah tindak pengecut, melainkan bagian dari proses untuk menguatkan perasaan dan keyakinanku tentang kamu. Tidak ada yang sempurna dalam proses, dan sama halnya, kita butuh lebih dari sekadar waktu: kesabaran. Dan mencintaimu adalah caraku untuk memaknai kesabaran.
Tidak ada yang menahu bahwa menunggu adalah proses kesekian dari langkah maju yang kuciptakan untukmu. Seringkali semakin aku menunggu, semakin jelas bahwa kepengecutan itu ada di dalam diriku. Tidak ada yang menahu, karena tidak ada yang benar-benar peduli. Banyak yang mencari jalan pintas dan langsung mengambil langkah dengan mengatakan. Mereka punya sesuatu yang bisa ditawarkan.
Untukku, menunggu adalah bagian dari perjalanan menemukan seseorang yang kelak akan mengarungi bahtera di dalam kapal yang sama. Badai atau tenang laut akan dihadapi bersama. Mungkin dengan menunggu aku bisa semakin mengenalmu lebih dalam, meskipun kamu tidak pernah mengetahuinya. Tapi yang pasti, aku sudah melakukan banyak hal, dan semakin aku melakukannya, semakin aku harus menunggu, dan semakin aku terlihat seperti pengecut.
Entahlah, dalam situasi seperti ini, aku cenderung tuli dari apa pun kata-kata yang hadir sebagai penghalang. Aku punya rute perjalananku sendiri dan bukan hak orang lain untuk mengubahnya. Sekarang yang kulakukan adalah terus menakhodai kapal itu dan menunggu sampai angin yang tepat akan membawaku ke muara yang kucari selama ini.
0 comments:
Post a Comment