Terlalu
banyak rasa lega memenuhi dada saya ketika pada akhirnya bisa menerbitkan buku
debut: Senja Pertama. Buku ini bisa dibilang adalah saksi nyata dari perjalanan
menulis saya seringkali tersuruk di dasar jurang dan kemudian pelan-pelan
mencoba memanjat bebatuan yang menjadi dinding jurang itu.
Ada
banyak sekali orang-orang yang membantu saya untuk sampai ke bibir jurang di
atas sana. Dan peran mereka, bantuan mereka, sangat berharga sekali. Mungkin
tanpanya, saya takkan bisa menelurkan karya ini.
Melalui
tulisan ini, saya ingin menyampaikan rasa terima kasih yang begitu besar dan
dalam. Pertama kepada teman-teman dari jurusan Ekonomi Syariah yang acapkali
saya repotkan dengan kiriman-kiriman link
cerpen di grup WhatsApp dan Line. Baik lintas angkatan ataupun dari angkatan
49. Setiap tulisan yang dibaca oleh mereka sudah membuat saya senang. Terutama
buat Fauziyah, adik kelas yang setia membantai tulisan saya, Kartika Andiani
yang selalu menjadi tempat bertukar cerita dan selalu mau membaca kapan pun
saya kirimkan cerpen. Perjuangan kita di IAC dan FEM Artivity Contest tidak
akan sia-sia, De.
Terima
kasih yang unlimited juga saya ucapkan buat Bang David Pratama, seorang penulis
muda dengan gaya sastra melayu-nya yang khas, di mana karyanya selalu menjadi
referensi dan panutan saya. Terutama dia takpernah bosan untuk memberikan
masukan, kritikan, setiap kali saya bertanya dan berdiskusi.
Berikutnya
buat para Storialis—sebutan para penulis di Storial.co. Buat Kak Lou, Kak Ayu,
Mba Reffi, Ndhuk, Ega, Esthi, Ray, Kak Steve, Mba Ollie, Reffi, Mas Ega, Kak
Della, Kia, Lita, Yuli, Dhinda, Mba Ulfa. Mba Debby, terima kasih sudah sama
menjadi bagian dari editorial, dan masukan-masukannya yang sangat dalam.
Buat
para storialis teman-teman diskusi lain dan sesama pembaca karya satu sama
lain: JohanezJo, Shindy F, Raka Raha, Nanda Muhammad, Om Razan, Om Reza—seorang om-om yang kini juga
menjadi bagian editorial, dan teman seperjuangan di gregetan, Mba Dina, Dilla,
lalu panutan saya yang masukannya dalam-tepat-menggelegar yaitu Om, eh Mba Aditia
Yudis, Mba Tutut (saya mengenalnya di sebuah forum dan kini ia senang beraksi
di Storial), Kyai Dan, Si pejuang hukum AkaiGita alias Anggita, Om Ahmad, Mas
Doddy sesama penggemar diksi, Atha yang takpernah bosan berdiskusi, Emei Er si
tukang beli kanebo, Farobbi dan SRbaraqbah yang juga sudah memberikan semangat
dan perasaannya tentang senja, Tara si rekan duet, dan teman-teman lain yang
meninggalkan jejak di sana ataupun hanya membaca, tetap kalian sudah membuat saya terdorong untuk menerbitkan buku ini. Storial
adalah tempat di mana Senja Pertama bisa berlayar dengan damai dan belajar cara
untuk bertahan dari terjangan badai dan hingga akhirnya sampai di muara yang
dituju.
Lalu
buat teman-teman komunitas tumblr KITA, kalian sangat mengubah saya! Semua
dukungan kalian, yang bahkan bisa membuat jemari saya terkilir ketika
menuliskan nama-nama lebih dari lima puluh itu, sangat-sangat bermakna. Tiap
kritikan dan masukan, saya sangat mengapresiasinya. Saya serasa di rumah ketika
bersama kalian! Rasanya tidak adil jika saya hanya menyebutkan beberapa nama
saja.
Buat
para pembeli buku Senja Pertama, terima kasih sudah mendukung satu dari sekian
banyak penulis lokal untuk mewujudkan sebuah karyanya menjadi nyata. Dukungan
kalian sangat berarti bagi saya. Semoga kita bisa dipertemukan dalam suatu
perputaran waktu walau hanya untuk sekadar berbincang.
Terakhir,
buat semua pihak dan teman-teman yang sudah mendukung saya, big thanks for all of you, guys!
0 comments:
Post a Comment